Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue

<h3 style="color: #3b5959; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 12pt; line-height: 13pt; text-align: center;"> Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue</h3> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: center;"> <br /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.<br />Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue. </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="network diagram" height="18" src="http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif" title="network diagram" width="438" /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Limitasi Bandwidth Sederhana</strong></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.</div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <em><u>Contoh :</u></em><br />Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter <strong>Target Address </strong>adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :</div> <ul style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <li>Single IP (192.168.10.2) </li> <li>Network IP (192.168.10.0/24) </li> <li>Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.</li> </ul> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).</div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="317" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/Simple1.jpg" title="" width="394" /> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia. </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="network diagram" height="18" src="http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif" title="network diagram" width="438" /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Metode Pembagian Bandwidth Share</strong> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel<a href="http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29" style="color: #751208;">Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik</a> </div> <u style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"><em>Contoh</em> : </u><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client. </span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><u style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"><em>Konsep: </em></u><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br /> <ol style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <li>Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.</li> <li>Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.</li> <li>Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.</li> </ol> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="398" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/topologi.png" title="" width="357" /></div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Topologi Jaringan</strong> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter <strong>Target Upload Max-Limit</strong> dan<strong>Target Download Max-Limit. </strong></div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="154" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/2parent-new.png" title="" width="397" /></div> <span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue. </span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan </span><strong style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Limit-at (CIR)</strong><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> : 128kbps dan</span><strong style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Max-Limit (MIR)</strong><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya. </span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address. </span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><br /> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="407" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/2._Child.png" title="" width="396" /> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.<br />Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="111" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/State1-fix.jpg" title="" width="397" /></div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Kondisi 1</strong> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit. </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /><u><em>Perhitungan :</em></u> Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit. </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="114" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/State2-fix.jpg" title="" width="398" /></div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Kondisi 2</strong> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth. </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <u><em>Perhitungan : </em></u>Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client.<br />Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="119" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/State3-fix.jpg" title="" width="398" /></div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Kondisi 3</strong> </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.</div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <u><em>Perhitungan:</em></u> Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.</div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan <strong>Priority</strong> untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.</div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <u><em>Contoh :</em> </u><br />Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).</div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="264" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/5.Priority.png" title="" width="398" /> </div> <br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;">Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia. </span><br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><br /> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="230" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/6.Perbandingan-Prior.png" title="" width="395" /> </div> <br style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;" /><u style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"><em>Perhitungan:</em></u><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps</span><br /> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br />Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share.<br />Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth. </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="141" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/2parent-fix.jpg" title="" width="398" /><br /> </div> <div align="left" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada <strong>Limitasi Manager</strong> dan <strong>Limitasi Staff</strong>. </div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="network diagram" height="18" src="http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif" title="network diagram" width="438" /></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Bypass Traffic Lokal</strong></div> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.</div> <u style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"><em>Contoh :</em></u><span style="background-color: white; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br /> <ul style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <li>IP LAN 1 : 192.168.10.0/24</li> <li>IP LAN 2 : 192.168.11.0/24</li> </ul> <div style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0). </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="112" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/Simple-queue/BypassLokal-fix.jpg" title="" width="398" /></div> <div align="left" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.</div> <div align="left" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div align="left" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Sumber : <a href="http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=53">http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=53</a></div>

Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue

Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengatu...

Baca selengkapnya »

Fowarding Dengan Fitur NAT

<div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <h3 style="color: #3b5959; font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 12pt; line-height: 13pt; text-align: center;"> Fowarding Dengan Fitur NAT</h3> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Ada kalanya server yang ada di jaringan kita perlu bisa diakses dari jaringan publik. Misalnya karena ada karyawan yang bersifat mobile dan harus bisa mengakses data yang ada di server tersebut. Yang kita butuhkan adalah IP publik. Ip publik statis lebih direkomandasikan. Kita bisa saja langsung memasang ip publik ke server kita, maka server tersebut sudah bisa diakses dari internet. Masalahnya adalah bagaimana jika kita hanya memiliki satu ip publik, bagaimana dengan komputer lain yang juga harus terkoneksi dengan internet. Bagaimana juga dengan management keamanan untuk traffic yang menuju ke Server tersebut ?.</div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Pada mikrotik, kebutuhan tersebut bisa diatasi dengan cara port forwading menggunakan fitur NAT. Agar bandiwidth bisa di manage dan firewall filtering bisa dilakukan, kita tempatkan server dibawah router mikrotik. Artinya, server berada di jaringan lokal, contoh topologi : </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Topologi.jpg" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Agar Server bisa diakses dari internet, set fowarding di router mikrotik dengan fitur firewall NAT. Fowarding ini akan membalokkan traffic yang menuju ke IP publik yang terpasang di router menuju ke IP lokal server. Dengan begitu, seolah-olah client dari internet berkomunikasi dengan server meminjam IP public router mikrotik. Langkah pembuatan rule, masuk ke menu IP --> Firewall --> klik tab "NAT", tambahkan rule baru dengan menekan tombol "add" atau tanda "+" berwarna merah. </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="285" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Rule_DST-NAT.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Sekedar tips, jika tidak yakin dengan port dan protokol yang digunakan oleh server, bisa di kosongkan terlebih dahulu. Dengan begitu, semua traffic akan difoward ke server. Jika NAT sudah berhasil, baru kemudian kita tentukan protokol dan port yang harus di foward ke server. Dengan konfigurasi diatas, rule fowarding sudah selesai. Akan tetapi jika kita memiliki lebih dari satu ip public, kita butuh satu rule lagi. Rule yang difungsikan untuk mengarahkan traffic respon dari server ke jalur yang sama dengan traffic request. Misal request masih dari IP Public A, maka respon dari server juga harus keluar dari IP Public A. Jika ternyata traffic respon keluar dari IP Public B, maka traffic tersebut tidak dikenali oleh cilent yang mencoba mengakses server. Rule yang harus dibuat seperti berikut : </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="289" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/SRC-NAT.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Rule NAT untuk fowarding sudah selesai, jika kita memiliki lebih dari satu server sedangkan kita hanya memiliki satu IP public, kita bisa foward berdasarkan port. Misal untuk server A dapat diakses melalui port 5678, kemudian server B melalui port 8910. Dengan logika tersebut, ketika router menerima koneksi dari port 5678, maka koneksi tadi akan diteruskan ke Server A, begitu juga ketika router menerima koneksi dari port 8910, maka akan diteruskan ke server B. Sekarang coba akses server dari jaringan internet menggunakan ip public yang terpasang di mikrotik.</div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <strong>Hairpin NAT</strong> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Kemudian kira - kira bisa tidak server diakses dari jaringan Lokal menggunakan ip public di mikrotik tadi ?. Jawabannya adalah tidak bisa. Kenapa ?</div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Pada saat diakses dari internet, misal client memiliki IP Public 2.2.2.2, aliran trafficnya akan seperti berikut : </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="112" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Aliran_Data_Dari_Internet.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Dari aliran data diatas, ketika Server diakses dari internet data bisa dikirim dengan baik oleh router.</div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Tetapi lain hal, jika diakses dari jaringan Lokal, misal client memiliki IP Address 192.168.88.2, maka aliran data akan menjadi seperti berikut :</div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="99" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Aliran_Data_Dari_Lokal.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Yang terjadi adalah server langsung mengirim traffic respon langsung ke client tanpa melewati router, karena source address ada dan dikenali di jaringan Server (masih dalam 1 segmen IP). Traffic respon yang dikirim dari server akan ditolak oleh client, karena sebelumnya client me-request ke router mikrotik terlebih dahulu, bukan langsung ke Server. Client hanya mau menerima respon dari ip yang sebelumnya dituju, yakni 202.123.123.123. Nah solusinya adalah dengan menambahkan Rule NAT untuk traffic dari Lokal menuju Server. </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="250" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Hairpin_NAT.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Rule NAT diatas akan mengubah source ip address yang sebelumnya adalah ip komputer client, digantikan dengan ip router Mikrotik ketika data diteruskan dari router Mikrotik ke server. Maka server akan mengirimkan data respon ke router Mikrotik, bukan langsung ke komputer clinet. Dengan rule nat baru tersebut, maka aliran data akan menjadi seperti berikut : </div> <div align="center" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <img alt="" height="109" src="http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/NATFowarding/Aliran_Data_Hairpin_NAT.jpg" title="" width="400" /> </div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Dengan begitu, client dari jaringan lokal bisa mengakses ke Server dengan IP Public yang terpasang di router Mikrotik. Konfigurasi diatas disebut dengan Hairpin NAT.</div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> <br /></div> <div align="justify" style="font-family: verdana, tahoma, arial; font-size: 11px; line-height: 16px;"> Sumber : <a href="http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=75">http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=75</a></div>

Fowarding Dengan Fitur NAT

Fowarding Dengan Fitur NAT Ada kalanya server yang ada di jaringan kita perlu bisa diakses dari jaringan publik. Misalnya karena ad...

Baca selengkapnya »